Kamis, 22 April 2010

MUHAMMAD IQBAL

1. Biografi Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir pada tanggal 22 februari 1873 di Silkiot. M. iqbal keturunan Punjab dari keluarga yang nenek moyangnya berasal dari lembah Kashmir .
Semasa kecilnya ia hidup dalam lingkungan keluarga yang bahagia. Kebiasaannya ialah membaca al-Quran setiap pagi. Iqbal memulai pendidikan dasar di sebuah madrasah di Silkiot, kemudian Iqbal oleh ayahnya Nur Muhammad dimasukkan ke Scotch Mission School, di sekolah inilah ia bertemu seorang guru yaitu Syamsul Maulana Mir Hasan yakni teman karib ayahnya yang ahli bahasa Arab dan Persia .
Pada tahun 1895 M. iqbal pergi ke Lahore yaitu salah satu kota di India yang menjadi pusat kebudayaan, pengetahuan dan seni. Sejak remaja ia gemar mengubah sajak-sajak dalam bahasa Urdu dan Parsi. Ia mulai dikenal oleh khalayak ramai ketika ia membawa sebuah sajak tentang Himalaya sebuah sajak yang penuh dengan semangat patriotisme. Di kota inilah ia bergabung perkumpulan-perkumpulan para sastrawan yang sering diundang “musya’arah”yakni pertemuan-pertemuan dimana para penyair membacakan sajak-sajaknya.
Di kota Lahore M. iqbal mengajar filsafat di Government College sambil melanjutkan pendidikan sarjananya. Di tahun 1897 ia memperoleh gelar B. A, kemudian ia mengambil program M.A dalam bidang filsafat. Pada saat itulah ia bertemu seorang guru yang bernama Sir Thomas Arnold, adanya dukungan dan dorongan gurumya ia menjadi pengajar yang berbakat dan penyair terkenal. Dan pada tahun 1908 ia menyelesaikan gelar Doktornya di Heldelberg dan Munich. Ia bukan saja sebagai filosof tetapi juga dikenal juga sebagai politikus, penyair, guru besar, advokat dan seorang sufi yang selalu berusaha mendekatkan diri dengan tuhannya.
Sebelum ia meninggal M. Iqbal ini selalu gemar menulis prosa dan puisi, dalam tulisannya ia berusaha menggabungkan apa yang dipelajarinya di barat da di timur, serta warisan intelektual islam untuki menghasilkan reiterpretasi pemahaman islam dan mengandung dorongan untuk menhadapi kehidupan ini dengan penuh harapan, keteguhan dan perjuangan yang gigih. M. Iqbal mengidap berbagai macam penyakit setelah istrinya meninggal tahun 1935, dan pada tahun 1938 sakitnya semakin parah sehingga iapun meninggal ketika pajar 21 April 1938 dalam usia 60 tahun. Di saat terakhir ia pun sempat berpesan kepada sahabatnya dalam sajak:
” ku katakana kepadamu tanda seorang mukmin
Bila maut datang, akan merekah senyum di bibirnya “
2. karya-karyanya
Diperkirakan ada 21 karya monumental Muhammad Iqbal yaitu, di antaranya:
1. Ilm al-Iqtisad (1903)
2. Development of Metaphysics in Persia: A Constribution to the history of muslim philosophy (1908)
3. Islam as a Moral and PoliticaL ideal(1909)
4. Asrar-I Khudi (rahasia pribadi, 1915)
5. Rumuz-I Bekhudi (rahasia peniadan diri, 1918)
6. Payam-I Masyriq (pesan diri timur, 1923)
7. Bang-I Dara (seruan dari perjalanan, 1924)
8. Self in the Light of Relativity Speeches and Statements of Iqbal (1925)
9. Zaboor-I ‘Ajam( kidung Persia, 1927)
10. Khusal Khan khattak(1928).

3.Filsafatnya
A.Ego atau Khudi
Konsep tentang hakikat ego atau individualitas merupakan konsep dasar dari filsafat M.Iqbal dan menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Menurut m’iqbal khudi, arti harfiahnya ego atau self atau individualitas,merupakan suatu-kesatuan yang riil atau nyata, adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah kreatif yang terarah secara rasional, menjelaskan bahwa hidup bukanlah suatu arus tak berbentuk,melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat mengatur ,suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan-kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang hidup kearah suatu tujuan konstruktif. Hal itu tercantum pada beberapa Matsnawinya dalam Asrar-I khudi:


bentuk kejadian ialah akibat dari khudi
apa saja yang kau lihat ialah rahasia khudi
dijelmakannya alam cita dan pikiran murni
ratusan alam terlingkup dalam inti sarinya……

Dari segi etika khudi berarti mengendalikan diri sendiri, harga diri, percaya pada diri sendiri, mempertahankan diri, bahkan menonjolkan diri, apabila itu perlu demi kepentingan hidup dan kekuatan untuk tetap membela kebenaran, keadilan dan kewajiban.
Selain dalam Matsnawi di atas,Iqbal juga menjelaskan khudi dalam bukunya the Reconstruction of Religousthought in Islam, bahwa realitas tertinggi sebagai suatu ego, dan bahwa hanya dari ego tertinggi itulah ego-ego bermula. Tenaga kreatif ego tertinggi dimana laku dan pikiran adalah identik ,berfungsi sebagai satu kesatuan ego.Dunia dengan segala isinya ,sejak dari gerakan mekanis dari apa yang kita namakan atom materi sampai pada gerakan pikiran bebas dalam ego manusia, adalah penjelmaan diri dari ’Aku yang Akbar ‘.setiap atom tenaga ilahiyat, betapa kecil pun adalah skala wujud adalah suatu ego. Namun ada tingkatan –tingkatan pernyataan ke-ego-an. semesta wujud adalah ibarat sebuah lapangan bunyi, dimana terdengar nada yang bertapak–tapak meninggi,nada ke-ego-an,yang akhirnya mencapai tingkat sempurnanya dalam manusia.
Pencarian ego adalah untuk mendapatkan definisi yang lebih tepat mengenai dirinya. Tindakannya bukan hanya tindakan intelektual, melainkan suatu tindakan vital yang memperdalam seluruh wujud ego, serta mempertajam kemauannya dengan keyakinan kreatif, bahwa dirinya ini bukanlah sesuatu yang hanya melihat atau dikenal melalui konsep demi konsep, melainkan sesuatu yang harus terus dibangun kembali dengan kerja yang tidak putus-putusnya.
Tujuan terakhir dari ego memberi batasan tentang dirinya dengan lebih tegas menjadi sesuatu. Kodrat ego, meskipun mempunyai kemampuan berhubungan dengan ego-ego lain, bersifat terpusat pada dirinya sendiri, mempunyai lingkungan individualitas khusus yang tidak memungkinkan ego-ego lain ada di dalamnya jadi suatu ego mempunyai suatu watak yakni sesuatu cara tata laku yang seragam.

B. Ketuhanan
Di dalam filsafat ketuhanan menurut M. Iqbal menglami 3 tahapan perkembangan yaitu :
1. Tahap Sesuai Dengan Pengalaman
pada tahap pertama ini M. Iqbal cenderung sebagai “mistikus-panteistik”, yakni kekagumanannya pada konsepsi mistk yang berkembang di wilayah Persia. Ia sangat kagum pada disertasi Doktornya “Development of Metaphysics in Persia: A Contribution to the History of Muslim Philosophy”. Dan ia meyakini pada tuhan sebagai keindahan abadi, keradaa-Nya tanpa tergantung pada sesuatu dan mendahului segala sesuatu, bahkan menampakkan diri dalam semua itu. Tuhan sebagai keindahan abadi menarik segala sesuatu, seperti magnet menarik besi, tuhan juga sekaligus menjadi penyebab gerak segala sesuatu, karena Allah adalah sumber, esensi dan ideal yang bersifat universal dan melingkup segalanya seperti lautan, dan individu seperti halnya setetes air.
2. Tahap Pencarian
pada tahap kedua M. Iqbal menyaksikan tentang sifat kekal dari keindahan dan efisiensinya serta kausalitasnya. Ia tertarik pada Rumi yang dijadkannya sebagai pembimbing rohaninya.menurutnya tuhan bukan lagi dianggap sebagai keindahan luar, tetapi sebagai kemauan abadi, keindahan hanyalah sebagai sifat dan ke-Esa-an tuhan. Tuhan menjadi asas rohaniah tertinggi dari segala kehidupan, menyatakan diri-Nya bukan dalan dunia yang terindra, melainkan dalam pribadi yang terbatas. Oleh karena itu di dalam tahap pencarian tuhan ini, harus ada usaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya hanya dimungkinkan lewat pribadi.
3. Tahap Kematangan
menurut M. Iqbal tuhan adalah “hakikat sebagai suatu keseluruhan” di tahap ini tuhan sebagai suatu keseluruhan pada dasarnya bersifat spiritual, dalam arti suatu individu dan suatu ego. Allah merupakan ego mutlak dan merupakan ego tertinggi. Dalam istilah al-Quran M. Iqbal memakai batasan yang terdapat dalam surat al-Ikhlas ayat 1-5, artinya:




Katakanlah, Allah esa, segalanya tergantung kepada-Nya, ia tak ber-anak, dan tiada pula di-anak-kan, dan tak suatupun menyamai-Nya.
Ego mutlak adalah ego yang sempurna, ego itu harus dilukiskan sebagai sesuatu yang berada di atas pengaruh antagonisme reproduksi, sebab individulitas.Untuk menjadi sempurna memerlukan suatu keadaan dimana tak ada bagian organisme yang terlepas dapat hidup secara terpisah, bahwa individu yang senpurna merupakan unsur paling esensial dalam konsepsi al-Quran tentang tuhan.

C. Materi dan Kausalitas
Menurut M. Iqbal kodrat realitas yang sesungguhnya adalah rohaniah dan semua ynag sekuler sebenarnya adalah suci dalam akar-akar perwujudannya. Di dalam hal materi Iqbal mengutip hadits nabi “ seluruh bumi ini ialah masjid ” . adapun materi adalah suatu kelompok ego-ego berderajat rendah dan dari sana muncul ego-ego yang berderajat lebih tinggi, apabila penggabungan dan interaksi mereka mencapai suatu derajat koordinasi tertentu. Sedangkan kausalitas adalah…….

D. Moral
Filsafat Iqbal adalah filsafat yang meletakkan kepercayaannya kepada manusia yang dilihatnya mempunyai kemungkinan yang tak terbatas, mempunyai kemauan untuk mengubah dunia dan dirinya sendiri, serta mempunyai kemampuan untuk ikut memperindah dunia.
Telah menjadi tanggung jawab manusia untuk mengambil bagian dengan cita-cita yang lebih tinggi dari alam sekitarnya dan turut menentukan nasibnya sendiri. Manusialah yang mengambil inisiatif menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan alam dan mengerahkan seluruh kekuatannya supaya dapat menggunakan tenaga-tenaga alam itu untuk tujuan sendiri.
Hidup dan kemajuan roh itu tergantung pula pada terbentuknya hubungan dengan kenyataan hidup yang dihadapinya. Sesungguhnya ilmulah yang mengdakan hubungan-hubungan ini dan ilmu adalah persepsi-inderawi yang diolah dengan pemahaman dan pengertian.
Menurut Iqbal tidak cukup dengan persepsi inderawi saja tetapi harus dilengkapi dengan ‘fuad atau ‘qalb yaitu hati. Hati merupakan cara lain dalam berhubungan dengan kenyataan. Kerja hati adalah untuk menguraikan masalah-masalah kejiwaan, mistik dan kegaiban.

E. Insan al-Kamil
Iqbal menafsirkan insan al-kamil, atau manusia utama, setiap manusia potensial adalah suatu mikrokosmos dan insan yang telah sempurna kerohaniannya menjadi cermin dari sifat-sifat tuhan, sehingga sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau wakil tuhan di muka bumi.
Menurut Iqbal bahwa setiap manusia merupakan suatu pribadi menjadi suatu ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah ia menjadi pribadi yang utama. Dia yang dekat kepada tuhan adalah yang utama, semakin dekat semakin utama. Sedangkan kian jauh jaraknya dari tuhan, kian berkurang bobot kepribadiaanya. Menurutnya tujuan dari seluruh kehidupan adalah membentuk insan yang mulia dan setiap pribadi haruslah berusaha untuk mencapainya. Insane al-kamil itu memberikan kita ukuran baik dan buruk, apa yang dapat memperkuat pribadi adalah bersifat baik dan apa yang melamahkan bersifat buruk.
Hal-hal yang dapat memperkuat pribadi seseorng itu ialah :
a. Isyq-o-muhabbat, yakni cinta kasih
b. Semangat atau keberanian, termasuk bekerja kreatif dan orisinil, artinya asli dari hasil kreasinya sendiri dan mandiri.
c. Toleransi, rasa tenggang menenggang
d. Faqr, artinya sikap tidak mengharapkan imblan dan ganjaran yang akan diberikan dunia, sebab bercita-citakan yang lebih agung
Hal-hal yang dapat melemahkan pribadi seseorang itu ialah:
a. takut
b. suka meminta-minta
c. perbudakan
d. sombong





DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Hasyimsyah. Filsafat Islam. Gaya Media pratama : Jakarta,1999
Mustofa. Filsafat Islam. Pustaka Setia : Bandung, 1997
C. A.Qadir. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Pustaka Obor Indonesia: Jakarta, 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar